A.C. Milan
Associazione Calcio Milan Italia (dipanggil
A.C. Milan atau
Milan saja) adalah sebuah klub
sepak bola Italia yang berbasis di
Milan. Mereka bermain dengan seragam bergaris merah-hitam dan celana putih (kadang-kadang hitam), sehingga dijuluki
rossoneri ("merah-hitam"). Milan adalah tim tersukses kedua dalam sejarah persepak bolaan Italia, menjuarai
Seri A 17 kali dan Piala Italia lima kali.
Klub ini didirikan pada tahun
1899 dengan nama
Klub Kriket dan Sepak bola Milan (
Milan Cricket and Football Club) oleh Alfred Edwards, seorang ekspatriat
Inggris[2]. Sebagai penghormatan terhadap asal-usulnya, Milan tetap menggunakan ejaan
bahasa Inggris nama kotanya (
Milan) daripada menggunakan ejaan
bahasa Italia Milano.
Sejarah (1899 hingga kini)
Awal masa terbentuk
“ | Saremo una squadra di diavoli. I nostri colori saranno il rosso come il fuoco e il nero come la paura che incuteremo agli avversari! | ” |
—Herbert Kilpin |
Klub ini didirikan oleh dua orang ekspatriat
Inggris , yaitu
Herbert Kilpin dan
Alfred Edwards dengan nama
Klub Kriket dan Sepakbola Milan pada tahun
16 Desember 1899. Pada saat itu, Edwards menjadi Presiden klub pertama Milan dan Kilpin menjadi kapten tim pertama Milan. Musim
1901, Milan memenangkan gelar pertamanya sebagai jawara sepak bola Italia, setelah mengalahkan
Genoa C.F.C. 3-0 di final
Kejuaraan Sepakbola Italia. Pada
1908, sebagian pemain dari
Italia dan para pemain dari
Swiss yang tidak menyukai dominasi orang Italia dan
Inggris dalam skuad inti Milan saat itu, memisahkan diri dari Milan dan membentuk
Internazionale.
Pada dekade 50-an, Milan ditakuti di bidang sepak bola dunia karena mempunyai trio
GreNoLi , yang terdiri atas
Gunnar Gren ,
Gunnar Nordahl , dan
Nils Liedholm .Ketiganya merupakan pemain asal
Swedia. Gren dan Nordahl beroperasi di sektor depan sebagai
striker, sementara Liedholm mendukung serangan sebagai penyerang bayangan (
playmaker). Tim di masa ini juga dihuni oleh sekelompok pemain-pemain berkualitas pada masanya, seperti
Lorenzo Buffon,
Cesare Maldini, dan
Carlo Annovazzi. Kemenangan tersukses AC Milan oleh Juventus tercipta
5 Februari 1950, dengan skor 7-1, dan
Gunnar Nordahl mencetak
hat-trick.
Milan kembali memenangi musim
1961/
1962. Pelatihnya saat itu adalah Nereo Rocco, pelatih sepak bola yang inovatif, yang dikenal sebagai penemu taktik
catenaccio (pertahanan gerendel/berlapis). Di dalam tim termasuk
Gianni Rivera dan
José Altafini yang keduanya masih muda. Musim berikutnya, dengan gol Altafini, Milan memenangkan Piala Eropa pertama mereka (kemudian dikenal sebagai
Liga Champions UEFA) dengan mengalahkan
Benfica 2-1. Ini juga merupakan pertama kalinya sebuah tim Italia memenangkan Piala Eropa.
Meskipun begitu, selama tahun 1960-an piala kemenangan Milan mulai menyusut , terutama karena perlawanan berat dari
Inter yang dilatih
Helenio Herrera. Scudetto berikutnya tiba hanya di
1967/
1968, berkat gol
Pierino Prati, topskor Seri A di musim itu,
Piala Winners berhasil direbut ketika mengalahkan
Hamburger SV, dan juga berkat dua gol dari
Kurt Hamrin. Musim selanjutnya AC Milan memenangkan Piala Eropa kedua (4-1 untuk
AFC Ajax), dan pada
1969 memenangkan
Piala Interkontinental pertama, setelah mengalahkan
Estudiantes de La Plata dari
Argentina dalam dua leg dramatis (3-0, 1-2).
Scudetto kesepuluh dan Seri B
Di tahun
1970, Milan merebut tiga gelar
Coppa Italia dan gelar
Piala Winners kedua; namun, tujuan utama Milan adalah
scudetto kesepuluh, yang berarti mendapatkan "bintang" untuk tim (di Italia,setiap tim yang meraih 10 gelar liga mendapat bintang yang disemat di bajunya). Di
1972 mereka meraih semifinal
Piala UEFA, kalah dari pemenang sesungguhnya,
Tottenham Hotspur. Musim
1972/
1973 mereka hampir memenangkan
scudetto kesepulh, namun gagal karena hasil kalah menyakitkan dari
Hellas Verona F.C. di pertandingan terakhir musim. AC Milan menunggu sampai musim
1978/
1979 untuk meraih
scudetto kesepuluh mereka, yang dipimpin oleh
Gianni Rivera, yang pensiun dari dunia
sepak bola setelah membawa timnya meraih kemenangan tersebut.
Namun, hasil terburuk datang kepada
"Rossoneri": setelah memenangkan musim
1979/
1980, Milan didegradasi ke
Seri B oleh
F.I.G.C, bersama
S.S. Lazio, karena terlibat
skandal perjudian Totonero 1980. Di
1980/
1981, Milan dengan mudah menjuarai Seri B, dan kembali ke Seri A, di mana penyakit tersebut terulang di musim
1981/
1982, Milan terdegradasi kembali.
The Dream Team
Kedatangan Berlusconi
Setelah serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan suksesnya, AC Milan dibeli oleh
enterpreneur Italia,
Silvio Berlusconi. Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada
1986. Berlusconi memboyong pelatih baru untuk Milan,
Arrigo Sacchi, serta tiga orang pemain
Belanda,
Marco van Basten,
Frank Rijkaard, dan
Ruud Gullit, untuk mengembalikan tim pada kejayaan. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti
Roberto Donadoni,
Carlo Ancelotti, dan
Giovanni Galli.
Era Sacchi
Sacchi memenangkan
Seri A musim 1987-1988. Di 1988-1989, Milan memenangkan gelar
Liga Champions ketiganya, mempecundangi
Steaua Bucureşti 4-0 di final, dan gelar
Piala Interkontinental kedua mengalahkan
National de Medellin (1-0, gol tercipta di babak perpanjangan waktu). Tim mulai mengulangi kejayaan mereka di musim-musim berikutnya, mengalahkan
S.L. Benfica, dan
Olimpia Asunción di 1990. Skuad kemenangan Eropa mereka adalah:
Kiper :
Giovanni Galli
Bek :
Mauro Tassotti --
Alessandro Costacurta --
Franco Baresi --
Paolo Maldini
Gelandang :
Angelo Colombo --
Frank Rijkaard --
Carlo Ancelotti --
Roberto Donadoni
Penyerang :
Ruud Gullit --
Marco van Basten
Era Capello
Saat Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih
Italia,
Fabio Capello dijadikan pelatih Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai
Gli Invicibli (The Invicibles) dan
Dream Team. Dengan 58 pertandingan tanpa satu pun kekalahan
Invicibli membuat tim impian di semua sektor seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan terbaik,
Marcel Desailly, Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan
Dejan Savićević,
Zvonimir Boban, dan
Daniele Massaro bermain di sektor depan. Pada saat dilatih Capello ini, Milan pernah singgah ke Indonesia dalam rangka tur musiman dan melawan klub lokal
Persib Bandung. Pertandingan yang dimulai di
Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal
4 Juni 1994 itu dimenangkan Milan dengan skor telak 8-0. Gol kemenangan Milan dicetak oleh Dejan Savićević ('17)('18),
Gianluigi Lentini ('26),
Paolo Baldieri ('27)('48)('58),
Christian Antigori ('68), dan
Stefano Desideri ('78).
Masa masa sulit (Tabarez ke Terim)
- 1996-1997
Setelah kepergian
Fabio Capello pada tahun 1996, Milan merekrut
Oscar Washington Tabarez tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang berhasil dan mereka selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam upaya untuk mendapatkan kembali kejayaan masa lalu, mereka memanggil kembali Arrigo Sacchi untuk menggantikan Tabarez. Milan mendapatkan tamparan keras kekalahan terburuk mereka di
Seri A, dipermalukan oleh
Juventus F.C. di rumah mereka sendiri San Siro dengan skor 1-4. Milan membeli sejumlah pemain baru seperti
Ibrahim Ba,
Christophe Dugarry dan
Edgar Davids. Milan berjuang keras dan mengakhiri musim
1996-
1997 di peringkat kesebelas di Seri A.
- 1997-1998
Sacchi digantikan dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang menandatangani kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain potensial seperti
Kristen Ziege,
Patrick Kluivert,
Jesper Blomqvist, dan
Leonardo; tetapi hasilnya sama buruk dengan musim sebelumnya. Musim
1997-
1998 mereka berakhir di peringkat kesepuluh. Hasil ini tetap tidak bisa diterima para petinggi Milan, dan seperti Sacchi, Capello dipecat.
- 1998-1999
Dalam pencarian mereka untuk seorang manajer baru,
Alberto Zaccheroni menarik perhatian Milan. Zaccheroni adalah manajer
Udinese yang telah mengakhiri musim
1997-
1998 pada peringkat yang tinggi di tempat ke-3. Milan mengontrak Zaccheroni bersama dengan dua orang pemain dari Udinese,
Oliver Bierhoff dan
Thomas Helveg. Milan juga menandatangani
Roberto Ayala,
Luigi Sala dan
Andres Guglielminpietro dan dengan formasi kesukaan Zaccheroni 3-4-3, Zaccheroni membawa klub memenangkan
scudetto ke-16 kembali ke Milan.
Starting XI adalah: Christian Abbiati; Luigi Sala, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini; Thomas Helveg, Demetrio Albertini, Massimo Ambrosini, Andres Guglielminpietro; Zvonimir Boban, George Weah, Oliver Bierhoff.
- 1999-2000
Meskipun sukses di musim sebelumnya, Zaccheroni gagal untuk mentransformasikan Milan seperti
The Dream Team dulu. Pada musim berikutnya, meskipun munculnya
striker Ukraina
Andriy Shevchenko, Milan mengecewakan fans mereka baik dalam
Liga Champions UEFA 1999-
2000 ataupun Seri A. Milan keluar dari Liga Champions lebih awal, hanya memenangkan satu dari enam pertandingan (tiga seri dan dua kalah) dan mengakhiri musim 1999-2000 di tempat ke-3. Milan tidaklah menjadi sebuah tantangan bagi dua pesaing
scudetto kala itu,
S.S. Lazio dan Juventus.
- 2000-2001
Pada musim berikutnya, Milan memenuhi syarat untuk
Liga Champions UEFA 2000-
2001 setelah mengalahkan
Dinamo Zagreb agregat 9-1. Milan memulai Liga Champions dengan semangat tinggi, mengalahkan
Beşiktaş JK dari Turki dan raksasa Spanyol
FC Barcelona, yang pada waktu itu terdiri dari superstar internasional kelas dunia,
Rivaldo dan Patrick Kluivert. Tapi performa Milan mulai menurun secara serius, seri melawan sejumlah tim (yang dipandang sebagai kecil/lemah secara teknis untuk Milan), terutama kalah 2-1 oleh Juventus di Seri A dan 1-0 untuk
Leeds United. Dalam Liga Champions putaran kedua, Milan hanya menang sekali dan seri empat kali. Mereka gagal untuk mengalahkan
Deportivo de La Coruña dari Spanyol di pertandingan terakhir dan Zaccheroni dipecat.
Cesare Maldini, ayah dari kapten tim
Paolo, diangkat dan hal segera menjadi lebih baik. Debut kepelatihan resmi Maldini di Milan dimulai dengan menang 6-0 atas
A.S. Bari, yang masih memiliki senjata muda,
Antonio Cassano. Itu juga di bawah kepemimpinan Maldini bahwa Milan mengalahkan saingan berat sekota Internazionale dengan skor luar biasa 6-0, skor yang tidak pernah diulang dan di mana
Serginho membintangi pertandingan. Namun, setelah bentuk puncak ini, Milan mulai kehilangan lagi termasuk kekalahan 1-0 yang mengecewakan untuk
Vicenza Calcio, dengan satu-satunya gol dalam pertandingan dicetak oleh seorang
Luca Toni. Terlepas dari hasil ini, dewan direksi Milan bersikukuh bahwa Milan mencapai tempat keempat di liga di akhir musim, tapi Maldini gagal dan tim berakhir di tempat keenam.
- 2001-2002
Milan memulai musim
2000-
2001 dengan lebih banyak penandatanganan kontrak pemain bintang termasuk
Javi Moreno dan
Cosmin Contra yang membawa
Deportivo Alavés ke putaran final
Piala UEFA. Mereka juga menandatangani
Kakha Kaladze (dari
Dynamo Kyiv),
Rui Costa (dari
AC Fiorentina),
Filippo Inzaghi (dari
Juventus),
Martin Laursen (dari
Hellas Verona),
Jon Dahl Tomasson (dari
Feyenoord),
Ümit Davala (dari
Galatasaray) dan
Andrea Pirlo (dari
Inter Milan).
Fatih Terim diangkat sebagai manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup sukses. Namun, setelah lima bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar liga dan Terim dipecat karena gagal memenuhi direksi harapan.
Era Ancelotti
Terim digantikan oleh
Carlo Ancelotti, meskipun rumor bahwa Franco Baresi akan menjadi manajer baru. Terlepas dari masalah cedera pemain belakang
Paolo Maldini, Ancelotti berhasil dan mengakhiri musim 2001-02 dalam peringkat empat, tempat terakhir untuk di Liga Champions.
Starting XI pada saat itu adalah Christian Abbiati; Cosmin Contra, Alessandro Costacurta, Martin Laursen, Kakha Kaladze, Gennaro Gattuso, Demetrio Albertini, Serginho; Manuel Rui Costa; Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi. Ancelotti membawa Milan meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2002/2003 ketika mengalahkan Juventus lewat drama
adu penalti di
Manchester,
Inggris. Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut juara Liga Italia pada musim kompetisi 2003/2004 sekaligus menempatkan penyerang
Andriy Shevchenko sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia, maka
rossoneri-pun semakin ditakuti.
Pasang surut 2006-2008
Milan saat menghadapi corner di suatu pertandingan musim
2005/
2006 Pada musim kompetisi Liga Italia
Seri A 2006/
2007, Milan terkait dengan skandal
calciopoli yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi dengan pengurangan 8 poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga karena di tengah rusaknya citra sepak bola Italia akibat calciopoli, Milan berhasil menjuarai kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di dunia, Liga Champions. Hasil itu didapat setelah Milan menaklukkan Liverpool 2-1 lewat dua gol
Filippo Inzaghi. Gelar inipun menuntaskan dendam Milan yang kalah adu penalti dengan Liverpool dua tahun silam. Gelar pencetak gol terbanyakpun disabet pemain jenius Milan,
Kaká dengan torehan 10 gol. Pada pertengahan musim, Milan mendatangkan mantan pemain terbaik dunia,
Ronaldo dari
Real Madrid untuk memperkuat armada penyerang mereka setelah penyerang muda
Marco Borriello dihukum karena terbukti doping. Musim
2007/
2008, Milan terpaksa bermain di kompetisi
Piala UEFA setelah hanya berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah Fiorentina dengan selisih 2 poin. Dalam pertandingan Serie A yang terakhir, Milan menang 4-1 atas
Udinese, tapi di saat bersamaan,
Fiorentina juga menang atas
Torino dengan skor 1-0 yang akhirnya posisi kedua tim tak ada perubahan. Untuk memperbaiki performa di musim berikut (2008/2009), Milan membeli sejumlah pemain baru, di antaranya
Mathieu Flamini dari
Arsenal, serta
Gianluca Zambrotta dan
Ronaldinho yang keduanya berasal dari Barcelona. Pada transfer paruh musim 2008/2009, Milan mendatangkan
David Beckham dengan status pinjaman dari klub sepak bola Amerika Serikat LA Galaxy.
Pasca-Ancelotti
Era Leonardo
Pada akhir musim
2008/
2009,Milan menempati peringkat ke-3 klasemen liga
Serie A, dua peringkat di bawah rival sekota,
Internazionale yang meraih
scudetto dan di bawah
Juventus. Untuk memperbaiki hasil yang kurang memuaskan ini, Milan mendatangkan pelatih muda yang sekaligus mantan pemain Milan era 90-an,
Leonardo untuk menggantikan pelatih Milan sebelumnya, Ancelotti yang "hijrah ke London", tepatnya klub
Chelsea F.C.. Milan juga terpaksa melepas beberapa pemainnya, antara lain:
Masalah terbesar yang mengganjal transfer para pemain tersebut adalah pihak Milan yang selalu berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang demi membeli seorang pemain. Pada bulan
Juli dan
Agustus 2009, Milan mendapatkan dua pemain baru, yaitu
Oguchi Onyewu yang merupakan seorang mantan bek
Standard Liège dengan status
bebas transfer dan
Klaas-Jan Huntelaar eks striker
Real Madrid dengan nilai kontrak 14,7 juta
Euro. Namun hasil yang di dapatkan Milan pada turnamen pra-musim banyak menuai kekecewaan, pemain anyar yang diturunkan oleh Milan pada saat tur pra-musim hanya Oguchi Onyewu karena Huntelaar baru bergabung bulan
Agustus.
Musim
2009/
2010 diawali Milan dengan hasil yang tidak memuaskan. Bermula ketika Milan meraih hasil imbang 2-2 melawan
Los Angeles Galaxy, seterusnya, Milan terus menuai hasil negatif. Milan terperosok di ajang
World Football Challange 2009. Di ajang
Audi Cup, Milan juga kalah oleh
Bayern Munich dengan skor 1-4. Bahkan, ketika menghadapi
derby 30 Agustus 2009 melawan
Internazionale di San Siro, Milan kalah memalukan dengan skor 0-4, sekaligus memecahkan rekor kemenangan terbesar Inter di San Siro.
Pertengahan
Oktober 2009, penilaian berbagai pihak tentang kinerja Leonardo sebagai pelatih yang tadinya berada di titik terendah akibat serentetan performa buruk, mulai terdongkrak dengan berhasilnya Leonardo memimpin Milan mengalahkan
AS Roma 2-1 di San Siro
[3]. Setelah kemenangan itu, Milan juga menuai hasil positif di
Stadion Santiago Bernabéu dengan kemenangan dramatis atas
Real Madrid 3-2
[4]. Dan setelah itu, Milan kembali menuai kemenangan atas
Chievo Verona di
Stadio Marc'Antonio Bentegodi, kandang Chievo, skor 2-1 untuk kemenangan AC Milan. Pada
1 November 2009, Milan mengalahkan
Parma F.C. di San Siro 2-0
[5] sekaligus mengantarkan Milan ke peringkat 4 klasemen sementara (Zona masuk Liga Champions terakhir). Pada
19 November 2009, kekalahan 0-2
Juventus F.C. dari
Cagliari membuat Milan berada di posisi
runner-up di bawah
Internazionale; karena, beberapa jam setelah kekalahan Juventus, Milan memenangkan pertandingannya dengan
Catania, 2-0
[6].
Memasuki bagian akhir musim Serie A
April 2010, Milan yang tengah berada di peringkat ketiga dan hanya selisih 4 poin dari peringkat pertama kelasemen AS Roma, dan hanya berjarak 1 poin dengan peringkat kedua Inter Milan. Namun pada akhirnya Milan harus takluk dua kali berturut-turut dari
Sampdoria 2-1, dan dari
Palermo dengan skor 3-1. Dengan kekalahan tersebut, impian Milan untuk meraih gelar musim ini pupus. Pada pertandingan di
giornata terakhir Seri A 2009/2010 antara Milan melawan
Juventus, Leonardo memimpin Milan mengalahkan Juventus 3-0 di San Siro
[7], sekaligus memberi kontribusi terakhirnya bagi
rossoneri, dan mengumumkan bahwa ia akan berhenti melatih Milan untuk musim depan.
[8] Sejak mundurnya Leonardo, banyak spekulasi yang berpendapat mengenai pelatih baru Milan, tetapi pada
25 Juni 2010, secara mengejutkan pihak Milan mengumumkan untuk memilih
Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru Milan.
[9]
Era Allegri
Musim
2010/
2011, Milan dipimpin oleh Massimiliano Allegri, dengan berbagai pembaruan mulai dari sponsor (bwin.com digantikan
Emirates), hingga lini pemain. Di akhir bursa transfer, secara mengejutkan Milan memboyong
Zlatan Ibrahimovic dari
F.C. Barcelona (dengan opsi pinjaman dan pembelian 24 juta Euro di akhir musim), dan
Robinho dari
Manchester City.
Skuad saat ini
Hingga 13 Januari 2011, sesuai dengan website resmi[10] Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
Sedang dipinjamkan
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
Staf
Menurut website resmi :
- Per 25 Januari 2011..[33]
Jabatan | Nama |
Pelatih utama | Massimiliano Allegri |
Asisten pelatih | Mauro Tassotti |
Pelatih kiper | Marco Landucci |
Valerio Fiori |
Asisten teknik | Andrea Maldera |
Pelatih kebugaran | Daniele Tognaccini |
Simone Folletti |
Fabio Allevi |
Bruno Dominici |
Sergio Mascheroni |
Andrea Primitivi |
Direktur medis | Gianluca Melegati |
Dokter klub | Maurizio Gevi |
Armando Gozzini |
Kiropraktor | Alessandro Trabattoni |
Fisioterapis | Roberto Boerci |
Marco Chaulan |
Dario Lorenzo Fort |
Giorgio Gasparini |
Stefano Grani |
Roberto Morosi |
Marco Paesanti |
Ahli pemijatan | Endo Tomoroni |
Hall of fame
Pemain legenda
AC Milan pada ajang
Piala Interkontinental,
Tokyo 9 Desember 1990 .
Jongkok dari kiri-kanan: Alessandro Costacurta,
Giovanni Stroppa, Roberto Donadoni, Franco Baresi,
Angelo Carbone.
Berdiri dari kiri-kanan: Mauro Tassoti, Paolo Maldini, Frank Rijkaard, Ruud Gullit, Marco van Basten, dan
Andrea Pazzagli Catatan:
Pemain bercetak tebal masih aktif bermain di Milan.
Nomor yang dipensiunkan / diabadikan
Pelatih terkenal
- Herbert Kilpin
- Salah satu pendiri AC Milan sekaligus pelatih pertama Milan.
- Carlo Ancelotti
- Sumbangsihnya terhadap Milan adalah menyumbang 2 trofi Seri A dan 2 trofi Liga Champions sebagai pemain, serta 2 trofi Liga Champions dan 1 trofi Seri A sebagai pelatih.
- Cesare Maldini
- Sebagai pemain dia menyumbang 4 trofi Seri A dan 1 trofi Liga Champions.
- Arrigo Sacchi
- Pelatih yang membawa Milan mendapat predikat "The Dream Team", memenangkan 1 trofi Seri A, dan 2 trofi Liga Champions berturut-turut.
- Fabio Capello
- Suksesor dari Sacchi, di tangannya, Milan menjadi semakin gemilang. Menyumbangkan 4 trofi Seri A dan 1 trofi Liga Champions.
- Nereo Rocco
- Pelatih jenius Milan yang menemukan taktik catenaccio. Menyumbangkan 2 trofi Seri A, 1 trofi Liga Champions, dan 1 trofi Piala Winners.
- Vittorio Pozzo
- Pelatih legendaris Italia, meski di masanya Milan tidak terlalu bersinar, Ia membuktikan diri bahwa dirinya adalah pelatih jenius dengan menemukan formasi Metodo (2-3-2-3), formasi yang menyeimbangkan antara serangan dan pertahanan.
- Nils Liedholm
- Melatih Milan selama 3 generasi (1963-1966, 1977-1979, dan 1984-1987), Liedholm menyumbangkan 4 trofi Seri A.
- Leonardo de Araújo
- Pelatih Milan pertama yang berasal dari Brazil.
Pemain yang memenangi Piala Dunia saat bermain di Milan
Pemain yang memenangi Kejuaraan di benua asalnya saat bermain di Milan
Eropa
Amerika Latin
Pemain yang memenangi Piala Konfederasi saat bermain di Milan
Kostum AC Milan 1899-2008
Periode | Pemasok kostum | Sponsor |
1899-1978 | tidak ada | tidak ada |
1978-1979 | Adidas |
1979-1980 | Adidas-Linea Milan |
1980-1981 | Linea Milan |
1981-1982 | Pooh Jeans |
1982-1984 | NR | Hitachi, Olio Cuore |
1984-1985 | Rolly Go | Retequattro |
1985-1986 | Gianni Rivera | Fotorex U-Bix |
1986-1987 | Kappa |
1987-1988 | Mediolanum |
1988-1990 |
1990-1991 | Adidas |
1991-1992 |
1992-1993 | Motta |
1993-1994 | Lotto |
1995-1996 | Opel |
1996-1997 |
1997-1998 |
1998-1999 | Adidas |
1999-2000 |
2000-2001 |
2001-2002 |
2002-2003 |
2003-2004 | Opel Meriva |
2004-2005 | Opel |
2005-2006 | Opel Zafira |
2006-2007 | Bwin.com |
2007-2008 |
2008-2009 |
2009-2010 |
2010-2011 | Fly Emirates |
Prestasi
Bila dihitung berdasarkan total banyaknya gelar, maka Milan adalah salah satu klub tersukses di Italia, dengan total raihan gelar juara lebih dari 29 tropi dan menjadi terbanyak kedua setelah
Juventus (40 tropi domestik)
[35]. Milan juga menjadi salah satu klub tersukses di dunia bersama
Boca Juniors[36], dengan rekor 14 trofi Eropa dan 4 trofi dunia. Milan juga mengenakan bintang tanda bahwa mereka memenangi lebih dari 10 gelar
Seri A. Ditambah lagi, Milan juga memakai Lambang Penghargaan
UEFA di seragam mereka karena memenangi lebih dari lima gelar
Liga Champions.
[37]
Kejuaraan Nasional
- Juara (17): 1901; 1906; 1907; 1950-51; 1954-55; 1956-57; 1958-59; 1961-62; 1967-68; 1978-79; 1987-88; 1991-92; 1992-93; 1993-94; 1995-96; 1998-99; 2003-2004
- Runner-up (14): 1902; 1947-48; 1949-50; 1951-52, 1955-56, 1960-61; 1964-65; 1968-69; 1970-71; 1971-72; 1972-1973; 1989-90; 1990-91; 2004-05
- Juara (2): 1980–81; 1982–83
- Juara (5): 1966–67; 1971–72; 1972–73; 1976–77; 2002-03
- Runner-up (7): 1941–42; 1967–68; 1970–71; 1974–75; 1984–85; 1989-90; 1997-98
- Juara (5): 1988; 1992; 1993; 1994; 2004
- Runner-up (3): 1996; 1999; 2003
Kejuaraan Eropa
- Juara (7): 1962-63; 1968-69; 1988-89; 1989-90; 1993-94; 2002-03; 2006-07
- Runner-up (4): 1957-58; 1992-93; 1994-95; 2004-05
- Juara (5): 1989; 1990; 1994; 2003; 2007
- Runner-up (2): 1973; 1993
- Juara (2): 1967–68; 1972–73
- Runner-up (1): 1973–74
Kejuaraan Dunia
- Juara (4):1969; 1989; 1990; 2007
- Runner-up (4): 1963; 1993; 1994; 2003
[sunting] Kejuaraan lainnya
- Piala Latin (Piala yang paling penting bagi klub-klub Eropa pada tahun 40-an dan 50-an. Diselenggarakan sejak 1949 hingga 1957 antara juara-juara Perancis, Italia, Portugal dan Spanyol. Kejuaraan ini menghilang setelah dimulainya Piala Champions.):
- Juara (3): 1951; 1956
- Runner-up (1): 1953
- Juara (2): 1988, 1990
- Runner-up (1): 1999
- Juara (11): 1992, 1993, 1994, 1996, 1997, 2002, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009
AC Milan tahun ke tahun
Daftar pelatih AC Milan
Berikut ini adalah daftar pelatih Milan sepanjang sejarah.
[38]
Daftar presiden AC Milan
Milan memiliki bayak presiden sejak didirikan, beberapa dari mereka juga adalah pemilik klub dan presiden yang diistimewakan. Inilah daftar lengkapnya.
[39]
Daftar kapten AC Milan
Warna dan lambang Milan
Warna seragam kebanggaan Milan adalah
merah-hitam,atau dalam
bahasa Italia:
Rossoneri[41], namun anehnya, di ajang final suatu kompetisi yang tidak memakai format kandang-tandang (contoh:
Liga Champions) , Milan selalu memakai warna seragam
putih. Tradisi ini dipercaya membawa keberuntungan untuk Milan. Dengan enam kali menang dari delapan laga final Liga Champions berseragam putih (hanya kalah melawan
Ajax pada
1995 dan
Liverpool pada
2005) membuat tradisi ini semakin kukuh dipertahankan. Selain kedua seragam Milan (merah-hitam dan putih), Milan memiliki seragam ketiga (
third kit) berwarna hitam dengan sentuhan garis merah di beberapa bagian. Namun, seragam ketiga ini sangat jarang digunakan.
Untuk "beberapa tahun" belakangan, lambang Milan memakai sentuhan bendera Milan (
flag of Milan), yaitu lambang yang terlihat seperti lambang salib berwarna merah pada lambang Milan, yang aslinya adalah bendera dari
Saint Ambrose.
[42] Panggilan Milan yang lainnya,
Il Diavolo Rosso (setan merah) berasal dari lambang bintang yang dikenakan Milan di atas lambang klubnya
[42]. Bintang tersebut dikenakan Milan pada
1979 karena Milan sudah memenangkan lebih dari sepuluh gelar lokal (scudetto
Seri A). Saat ini, lambang klub Milan adalah untuk dipersembahkan kepada bendera
Comune di Milano, dengan singkatan
ACM di atas dan tahun berdirinya
1899 di bawah.
[42]
Rekor statistik Milan
Paolo Maldini sampai sekarang mencetak rekor untuk total penampilan di
Seri A untuk Milan dengan total ± 1000 penampilan, dan 600 diantaranya diperoleh dari Seri A (
14 Mei 2007, tidak termasuk pertandingan
playoff). Selanjutnya ia dikenal sebagai pemain paling sering tampil di Seri A sepanjang masa.
[43]
Topskor Milan sepanjang sejarah dipegang oleh
Gunnar Nordahl, yang mencetak 254 gol dalam 268 permainan.
[44] Andriy Shevchenko berada di urutan kedua dengan 243 gol dalam 298 permainan, dan pencetak gol tertinggi di skuad Milan saat ini adalah
Filippo Inzaghi, dengan 101 gol dalam 220 permainan.
Milan memiliki rekor yang unik namun impresif, yaitu saat mengikuti musim
1991/
1992. Milan tidak pernah kalah dalam musim tersebut. Totalnya, Milan tidak pernah kalah dalam 58 pertandingan, dimulai dengan seri 0-0 melawan
Parma saat
26 Mei 1991 dan secara ironis diakhiri dengan kekalahan kandang 1-0 dengan Parma juga,
21 Maret 1993. Rekor tidak terkalahkan ini merupakan rekor terpanjang ketiga di sepak bola
Eropa, di bawah
Steaua Bucharest dengan 104 pertandingan tanpa kekalahan dan
Celtic dengan 68 pertandingan tanpa kekalahan.
[45][46]
Pada
2007, Milan bersama dengan
Boca Juniors dari
Argentina menyandang gelar klub dengan gelar internasional terbanyak versi
FIFA.
[47] Kerena status ini, Milan sempat merajai peringkat klub sepak bola terhebat dunia pada kisaran
2007.
Komponen penting Milan
Stadion
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
San SiroStadion tim saat ini adalah Stadion Giuseppe Meazza yang berkapasitas 85.000 orang. Stadion ini juga dikenal dengan nama
San Siro, karena berada di distrik San Siro. Stadion ini digunakan bersama dengan
Internazionale, klub lain di Milan. Stadion ini dipakai ketika
Seri A melaksanakan partai antara klub kota Milan,
Derby della Madonnina (Ibu segala derby). Nama ini diberikan untuk penghormatan kepada patung
bunda Maria yang berada di Milan (sering disebut
Madonnina atau
ibu), serta karena rivalitas keduanya yang sangat sengit karena keduanya sama-sama tim jajaran atas terhebat di Italia, atmosfer pertandingannya melebihi pertandigan
derby manapun. Suporter AC Milan menggunakan "San Siro" untuk menyebut stadion itu karena dulunya
Giuseppe Meazza, merupakan seorang pemain bintang bagi Inter (meski dia pernah membela Milan selama satu musim). Tetapi, di masa mendatang, ada wacana untuk memindahkan
homebase Milan ke stadion baru, seperti yang diungkapkan wakil presiden Adriano Galliani pada tahun 2006.
[48]
Basis pendukung
Secara sejarah, AC Milan (dipanggil dengan "Milan" saja di Italia) didukung oleh kaum pekerja dan kelas buruh di Milan yang umumnya merupakan para pendatang dari daerah Italia selatan (atas dasar itulah julukan "
Casciavit" / obeng diberikan untuk Milan)
[49], sementara Inter lebih didukung orang-orang kaya.
[49] Meskipun begitu, pada beberapa tahun terakhir, basis pendukung telah banyak berubah. Milan kini dimiliki oleh raja media dan
Perdana Menteri Italia,
Silvio Berlusconi, sementara Inter dimiliki pebisnis garis tengah-kiri,
Massimo Moratti.
Basis pendukung Milan yang disebut
Milanisti mayoritas berhaluan politik
sayap kiri, berseberangan dengan Inter yang didominasi oleh pendukung yang secara tradisional berhaluan sayap kanan. Grup pendukung (
ultras) yang terkenal dari Milan adalah
Fossa Dei Leoni[50] yang beraliran ekstrim kiri, dan
Brigate Rossonere[50] yang beraliran ekstrim kanan. Menyusul keributan dengan suporter Inter pada
derby musim kompetisi
2005/
2006, Fossa Dei Leoni membubarkan diri secara organisasi. Meskipun begitu, massa mereka masih setia mendukung Milan di tribun khusus bagian selatan stadion San Siro bersama kelompok lain, dengan sebutan
Curva Sud.
[50].
Basis pendukung di Indonesia
Pada
16 Maret 2003, sebuah komunitas khusus pendukung Milan di Indonesia terbentuk. Komunitas itu bernama "
Milanisti Indonesia". Komunitas ini berawal dari
milis oleh sesama pendukung dan akhirnya berlanjut sampai membentuk suatu organisasi. Saat ini Milanisti Indonesia sudah memiliki basis-basis di kota besar di Indonesia selain
Jakarta. Diantaranya adalah
Krakatau (
Banten),
Sidoarjo,
Surabaya,
Bandung,
Yogyakarta,
Cirebon,
Bogor,
Purwakarta,
Karawang,
Tasikmalaya,
Jember,
Makasar,
Palu,
Lampung,
Jambi dan
Semarang. Saat ini, pemimpin sekaligus presiden dari Milanisti Indonesia adalah
Hendra gugun.
Nama
Tahun | Nama | Catatan |
1899 - 1919 | Milan C.F.C (Milan Cricket and Football Club) |
1919 - 1938 | Milan F.C (Milan Football Club) |
1938 - 1945 | A.C. Milano (Associazione Calcio Milano) | "Milano" adalah ejaan untuk Milan dalam Italia |
1938 - | A.C. Milan (Associazione Calcio Milan) | "Milan" adalah ejaan dalam Inggris, untuk menghormati Alfred Edwards |
Himne Milan
AC Milan juga mempunyai himne yang biasa dinyanyikan pendukungnya saat Milan bertanding, berjudul
"Inno Milan!",diciptakan oleh
Tony Renis, pembuat lagu asal
Italia. Lirik lagu itu adalah:
Milan milan solo con te
Milan milan sempre per te
Camminiamo noi accanto ai nostri eroi
Sopra un campo verde sotto un cielo blu
Conquistate voi una stella in piã
A brillar per noi
E insieme cantiamo
Milan milan solo con te
Milan milan sempre per te
Oh... Una grande squadra
Sempre in festa olã¨
Oh...
E insieme cantiamo
Milan milan solo con te
Milan milan sempre per te
Con il milan nel cuore
Nel profondo dell'anima
Un vero amico sei
E insieme cantiamo
Milan milan solo con te
Milan milan sempre con te
Oh... | Milan milan hanya dengan Anda
Milan milan selalu untuk Anda
Kami berjalan di samping pahlawan kita
Di lapangan hijau, di bawah langit biru
Anda memenangkan bintang utama
Bersinar untuk kita
Dan bersama-sama kami menyanyi
Milan milan hanya dengan Anda
Milan milan selalu untuk Anda
Oh... Sebuah tim besar
Juga dalam perayaan
Oh...
Dan bersama-sama kami menyanyi
Milan milan hanya dengan Anda
Milan milan selalu untuk Anda
Dengan AC Milan di hati
Di kedalaman jiwa
Seorang sahabat sejati Anda
Dan bersama-sama kami menyanyi
Milan milan hanya dengan Anda
Milan milan selalu bersama Anda
Oh... |
|
Tim rival
Sebagai tim tradisional dalam kompetisi Italia dan
Eropa, Milan memiliki berbagai rival/pesaing, diantaranya adalah:
Di Italia
Di Eropa
Di luar Eropa
Selain dari Italia dan Eropa, Milan juga memiliki pesaing di tingkat dunia, meski tidak sebanyak di Italia atau Eropa:
Serba-serbi AC Milan di bidang keuangan
Berdasarkan
Deloitte Football Money League yang diterbitkan oleh konsultan
Deloitte, di musim
2005/
2006, Milan ada di peringkat kelima klub sepak bola dengan pendapatan terringgi di dunia dengan jumlah estimasi pendapatannya 233.7 juta
Euro.
[51] Saat ini, Milan menempati peringkat keenam dalam daftar Klub Sepakbola Terkaya Di Dunia oleh majalah
Forbes, membuat Milan klub sepak bola
Italia terkaya.
[52]
Perusahaan judi
online Austria,
bwin.com adalah sponsor Milan yang terpampang di kaus musim lalu, dengan kontrak empat tahun dimulai dari musim
2006/
2007.
[53] Sebelum
bwin.com, sponsor Milan adalah
Opel, perusahaan mobil asal
Jerman. Opel mensponsori Milan selama 12 tahun, dan terpampang selama itu juga dengan logonya, namun, pada musim
2003/
2004 dan
2005/
2006 nama sponsor Opel di seragam Milan berubah, menjadi
Meriva (2003/2004) dan
Zafira (2005/2006), dua mobil produk mereka.
Seragam dan perlengkpan olahraga Milan saat ini disuplai dari perusahaan manufaktur olahraga Jerman,
Adidas, yang kontraknya berakhir pada musim
2017/
2018.
[54] Kontrak ini membuat Adidas adalah manufaktur resmi semua seragam dan perlengkapan replika Milan. Sebelum Adidas, perusahaan olahraga Italia
Lotto adalah manufaktur resmi seragam dan perlengkapan Milan. Tanggal
14 Januari 2008, Milan dan Adidas memperbaharui kontrak kerjasama sampai
30 Juni 2018. Berdasarkan kontrak, Adidas bertanggungjawab terhadap tiga
franchise Milan: sponsor terhadap seragam, merchandise Milan, dan distribusi semua produk non-sepak bola Milan.
[55]
Milan juga mensponsori
"AC Milan Superleague Formula"[56] dalam ajang balap mobil
Superleague Formula (ajang balap mobil
formula yang diponsori klub sepak bola, dan balapan sesuai nama klub yang mensponsorinya).
Robert Doornbos yang balapan untuk
Minardi dan
Red Bull Racing di kejuaraan dunia
Formula One, akan membalap untuk Milan.
[57]. Doornbos memenangkan balapan pertamanya untuk tim di Superleague Formula
Nürburgring 2008. Doornbos digantikan oleh juara
GP2 series,
Giorgio Pantano.
[58] Penggantian ini menyebabkan Milan adalah peserta pertama yang memakai lebih dari satu pembalap. Di balapan pertama Giorgio, tim AC Milan mengalami masalah pada
gearbox - saat pertandingan kualifikasi - yang menyebabkan ia terdampar di
grid ke-16 saat balapan pertama. AC Milan memenangkan balapan kedua dari pembukaan musim
2009. Pada musim 2010, Milan menggunakan jasa
Yelmer Buurman sebagai pengendara mobil Superleague Formula.
[59]